Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan perkembangan kasus gangguan gagal ginjal akut. Data hingga 31 Oktober 2022 pukul 16.00 WIB, terdapat 304 kasus yang tersebar di 27 provinsi.
"Per 31 oktober 2022, ada 304 kasus. Yang masih dirawat di seluruh Indonesia sebanyak 46 kasus, meninggal dunia 159 kasus atau 52%, dan sembuh 99 kasus," kata juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam keterangan pers daring, Selasa(1/11).
Jumlah kasus gangguan gagal ginjal akut di Indonesia mengalami kenaikan sejak terakhir dilaporkan pada 27 Oktober 2022. Sebelumnya, ada 269 kasus, di mana 159 di antaranya meninggal dunia.
Berdasarkan data Kemenkes, mayoritas pasien berusia 1-5 tahun, yakni sebanyak 173 anak. Kemudian, pasien berusia kurang dari 1 tahun ada 46 anak, usia 6-10 tahun ada 43 anak, dan 42 orang anak berusia di rentang 11-18 tahun. Adapun pasien yang meninggal dunia, dari 159 kasus kematian yang ada, sekitar 60% merupakan anak usia 1-5 tahun.
"Dari 159 kematian, ada terbanyak itu di kelompok umur 1-5 tahun sebanyak 106 anak. Kemudian, 23 anak berusia 6-10 tahun, korban berusia kurang dari 1 tahun ada 21 anak, dan sisanya 23 orang berada pada kelompok anak berusia 11-18 tahun," ucap Syahril.
Syahril mengungkapkan, ada tujuh provinsi yang mencatatkan sedikitnya 15 kasus, di antaranya DKI Jakarta (79 kasus), Jawa Barat (37 kasus), Aceh (31 kasus), Jawa Timur (25 kasus), Sumatera Barat (22 kasus), Banten (17 kasus), dan bali (16 kasus).
Selain itu, dilaporkan ada 10 kabupaten/kota dari 5 provinsi dengan jumlah kasus GGAPA tertinggi, di antaranya Provinsi DKI Jakarta, khususnya wilayah Jakarta Timur dengan 25 kasus, disusul Jakarta Barat 22 kasus. Sementara, wilayah Jakarta Selatan ditemukan 15 kasus, dan Jakarta Utara 2 kasus.
Kemudian, Kota Banda Aceh melaporkan 14 kasus, Bali 10 kasus, Banten 8 kasus, Kota Bekasi tujuh kasus, dan Kabupaten Bekasi atau Kota Depok memiliki masing-masing 6 kasus.